Suara Tuhan

Sabtu, 23 Februari 2008

Umat Islam Terpecah 72 Golongan

Hazrat Mirza Tahir Ahmad
Penterjemah: Abdul Mukhlis – Bogor

Imam Mahdi dan Al-Masih Sudah Sangat Diperlukan
Seorang berkebangsaan Arab bertanya kepada pemimpin Ahmadiyah di London. Pertanyaannya adalah, umat Islam menjadi terpecah disebabkan kedatangan Mirza Ghulam Ahmad dan Ahmadiyah. Al-Quran menyebutkan, umat Islam adalah satu Ummah dan Al-Quran adalah kitab Syariah yang terakhir dan sempurna, dan karenanya mengapa diperlukan lagi adanya nabi?


Penjelasan dan jawaban Pimpinan Ahmadiyah Hazrat Mirza Tahir Ahmad sebagai berikut:



Label:

Sabtu, 09 Februari 2008

Islam Tidak Mengajarkan Anarkisme

Islam Tidak Mengajarkan Anarkisme

Islam Tidak Mengajarkan Anarkisme

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(an-Nahl [16]:125)


Firman Allah Swt ini memberikan petunjuk dengan sangat jelas kepada kita bagaimana metode dakwah yang harus dipergunakan. Konsep dasar dari dakwah itu adalah “menyeru manusia kepada Tuhan” bukan kepada hal yang lain. Hal ini dipertegas dengan kata “ilaa sabiili Rabbika”. Jadi kita diminta untuk mengajak umat manusia menuju jalan Tuhan. Tapi hal ini juga sering disalah persepsikan sehingga ruang lingkup dakwah menjadi sempit, ketika dakwah hanya dimaknai dengan menyeru manusia kepada Islam. Sebenarnya tanpa dikatakan demikian juga konsep ketuhanan dan ketauhidan Ilahi yang sempuna hanya dimiliki oleh Islam.


Ada hal lain yang menarik untuk dikaji ketika sampai kepada bagaimana metode yang Allah Swt berikan untuk berdakwah ini ditekankan kepada masalah “bil-hikmah wa al-mauizhati al-hasanah”(dengan kebijaksanaan dan nasehat yang baik) disana jelas tergambar apa yang menjadi visi dari dakwah itu sendiri yaitu penaklukan hati manusia dan menggunakan cara-cara yang santun, lembut dan damai. Karena metode yang dikedepankan adalah “bil-hikmah wa al-mauizhati” yang kedua hal ini adalah berorientasi menyentuh wilayah hati menusia. Setelah itu disebutkan lagi step terakhir dari proses dakwah adalah “wa jaadilhum bi al-latii hiyaa ahsan” yaitu dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Dan kalau seandainya pada akhirnya terjadi proses perdebatan itupun harus menggunakan cara-cara yang terbaik. Walaupun sebenarnya yang harus kita bangun adalah bukan perdebatan tapi membangun proses dialog yang santun dan terbuka.
Sedih rasanya hati ini menyaksikan sebagian saudara-saudara umat muslim kita yang bertindak anarkis, melakukan persekusi terhadap Ahmadiyah. Mereka menyatakan diri sedang berdakwah dan berjihad atas nama Islam tetapi bertentangan dengan nilai-nilai Islam itu sendiri. Bukankah Allah Swt telah menegaskan bahwa rumah ibadah siapapun dari agama dan golongan apapun tidak boleh dirusak?

“Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.” (al-Baqarah [2]:114)

Bahkan ditegaskan dalam ayat ini, orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya sebagai orang yang paling aniaya (azhlamu).
Sudah berapa banyak masjid-masjid milik Jamaah Ahmadiyah yang dirusak oleh massa yang mengatasnamakan Islam dan hal ini sangat memprihatinkan. Alih-alih mengajak umat untuk bisa memakmurkan masjid, malahan masjid yang sudah ada pun menjadi sasaran perusakan.
Jadi selesaikanlah perbedaan dengan cara-cara yang damai bukan dengan jalan kekerasan. Dan masalah keyakinan bukan manusia yang menjadi hakimnya melainkan Allah Swt lah sebagai wujud al-Hakim yang dapat memberikan penghakiman dengan seadil-adilnya.

Label:

Al-Qur'an Sumber segala kebenaran

Al-Qur'an Sumber segala kebenaran

Al-Qur'an Sumber segala kebenaran

Dari Nur suci Al-Qur’an muncul hari yang terang
Angin musim semi semilir mengusap kuntum hati.

Mentari pun tidak memiliki Nur dan kecemerlangan ini
Pesona dan keindahannya pun tak ada pada rembulan.

Yusuf dilemparkan sendiri ke sebuah lubang
Sedangkan Yusuf9 yang ini telah menarik manusia ke luar lubang.


Dari sumber segala ilmu, ia telah mengungkap ratusan kebenaran
Keindahannya menggugah wawasan mulia.

Tahukah kalian betapa luhur fitrat pengetahuan miliknya?
Penaka madu surgawi menetes dari wahyu Ilahi.

Ketika mentari kebenaran ini muncul di dunia,
Semua celepuk yang memuja kegelapan, bersembunyi semua.
Tak ada yang bisa merasa pasti di dunia ini,
Kecuali ia yang berlindung dalam wujudnya.

Ia yang diberkati dengan pengetahuannya
Menjadi khazanah pengetahuan,
Ia yang tidak menyadarinya
Serupa mereka yang tak tahu sesuatu apa.

Hujan rahmat Ilahi menghampiri dirinya
Wahai sialnya mereka yang meninggalkannya dan mencari yang lain.

Kecenderungan kepada dosa adalah gejala syaitan bernoda
Yang kuanggap manusia hanya mereka yang meninggal kannya.

Wahai tambang keindahan, aku tahu sumbermu
Engkau adalah Nur dari Allah yang mencipta semesta.

Aku tak hasrat dengan siapa pun, hanya engkau kasihku
Kami telah menerima nurmu dari Dia yang mendengar doa.

(Barahin Ahmadiyah, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 1, hal. 304-305, London, 1984).Read More

Label: